MY STORE

Saturday 28 January 2012

ASUHA KEPERAWATAN PADA PASIEN FARINGITIS

1. Pengertian
Farigitis ( dalam bahasa latin pharyngitis) adalah suatu penyakit radangan yang menyerang tengorok atau paring yang diseebabpkan oleh bakteri atau virus tertentu kadang juga disebut sebagai radang tenggorok (wikipedia.Com).

2. Epidemiologi
Faringitis terjadi pada setiap umur dan tidak di pengaruhi oleh jenis kelamin, tetapi Frekuensi paliny tinggi terjadi pada anak-anak

3. Etiologi
Faringitis bisa disebabpkan oleh virus maupun bakteri kebanyakan disebkan oleh virus, termasuk virus penyebab commond cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.

4. Potofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi laspisan epitel kemudian bila epitel terkikis limfoid seperficil beraksi terjadi pemembendungan radang dengan infiltrasi leokosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terjadi hiperemi, kemudian oedem dan sekresi yang meningkata. Eksudat mula-mula merosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding paring. Dengan hiperemi pembuluh darah dinding varing menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa polikel linfoid dan bercak-bercak pada dinding paring posterior atau terletak lebih kelateal menjadi meradang dan membengkak sehingga timbul radang pada tengorok atau faringitis

5. Klasifikasi
Berdasarkan lama berlangsungnya
1. Faringitis akut adalah radang tengorok yang disebapkaan oleh virus atau bakteri yaitu streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mokosa dan tonsil yang berwarna merah, malaise, nyeri tengorok dan kadang diseratai demam dan batuk.
2. Faringitis kronis, adalah radang tengorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuman trasa ada sesuatu yang menganjal ditenggorok. Faringitis krinis terjadi umumnya pada invidu dewasa yang bekerja atu tinggal dalam lingkingan yang berdebu, menggunakan suara yang berlebihan, menderita batuk kronik, dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan temabakau. Faringitis kronis dibagi menjadi tiga yaitu :
 Faringitis hipertrofi ditandai dengan penebalan umum dan kengesti membaran mukosa
 Faringitis atrofi kemungkinan merupakan thap lanjut dari jenis pertama ( membran tipis, keputihan, licin pada waktunya berkerut)
 Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring
6. Gejala klinis
Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi sakit kepala, rasa nyeri diperut dan muntah-muntah. Tengggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarnah merah dan membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lipisan seperti krim diatas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah bening dileher sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda dengan faringitis virus, penderita faringitis streptokokos tidak mengalami rhinitis, suara serak atau batuk.

7. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : kemerahan pada faring, adanya pembengkakan di daerah leher
Palpasi : adanya kenaikan suhu pada bagian leher, adanya nyeri tekan
TTV : suhu tubuh mengalami kenaikan, nadi meningkat, dan napasnya cepat

8. Pemeriksaan diagnostik
Kultur dan uji resistensi

9. Diagnosis
 Pemeriksaan serologic
 Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
 Foto thorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru
 Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan

10. Tindakan penanganan
 Untuk faringitis virus penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin atau asetaminofen cairan dan istrahat baring. Komplikasi seperti sinusitus atau pneumonia biasanya disebabkan oleh bakteri karena adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus sehingga untuk mengatasi komplikasi ini di cadangkan untuk mengunakan antibiotika

 Untuk faringitis bakteri paling baik diobati dengan pemberian penisilin G sebanyak 200.000-250.000 unit, 3-4 kali dalam sehari selama 10 hari.pemberian obat ini biasanya akan menghasilkan respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam. Eritromissin atau klindamisin merupakan obat alin dengan hasil memuaskan jika penderita alergi terhadap penisilin. Jika penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat, selain terapi obat, pemberian kompres panas atau dingin dapat membantu meringankan nyeri. Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat dapat pula meringankan nyeri tenggorokan dalam hal ini dapat disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk dapat bekerja sama

11. Komplikasi
Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang ginjal ( glomerulonefritis akut ), demam rematik akut, otitis media ( radang telinga bagian tengah ), sinusitis, abses peritonsila dan abses retropharynx ( radang disekitar amandel atau bagian belakang tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).



A. PENGKAJIAN

INTEGRITAS EGO
Gejala : pernapasan takut akan kehilangan suara kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja dan keuangan
Tanda : ansietas, depresi

MAKANAN/CAIRAN
Gejala : kesulitan menelan
Tanda : kesulitan menelan, mudah terdesak, bengkak, inflamasi/drainase oral, kebersihan gigi buruk

HYGIENE
Tanda : kemunduran kebersihan gigi
Kebutuhan bantuan perawatan dasar

NEUROSENSORI
Gejala : kesemutan, parestesia otot wajah
Tanda : hemiparesis wajah ( keterlibatan parotid dan sub mandibular ), kesulitan menelan, kerusakan membran mukosa

NYERI/ KENYAMANAN
Gejala : sakit tenggorokan, penyebaran nyeri ketelinga dan wajah, nyeri lokal pada orofaring
Tanda : perilaku berhati-hati, kelisa, nyeri wajah, gangguan tonus otot

PERNAFASAN
Gejala : riwayat merokok, penyakit paru kronis, batuk dengan/ tanpa sputum
Tanda : dispnea, sputum, darah

KEAMANAN
Gejala : perubahan pendengaran


INTERAKSI SOSIAL
berkomunikasi,bergabung dalam interaksi sosial.
Tanda : bicara kacau, enggan untuk berbicara

B. DIAGNOSA
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan nafas atau sekunder akibat infeksi
3. Kerusakan komunikasi verbal berhuhubungan dengan iritasi jalan nafas atas
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam
5. Kurang pengetahuan mengenal pemcegahan infeksi berhubungan dengan kurang terpajan tentang penyakit dan pengobatan sertaprosedur perawatan

C. INTERVENSI
NDX 1:Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang berlebihan
Intervensi:
1. Awasi frekuensi / kedalaman pernafasan, catat kemudahan bernafas auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dispnea, terjadinya sianosis
R/ perubahan pada pernafasan, penggunaan otot aksesori pernafasan atau adanya ronchi diduga karena retensi sekret.
2. Tinggikan kepala 30-40 derajat.
R/ memudahkan drainase sekret, kerja pernafasan dan ekspansi paru.
3. Dorong menelan jika pasien mampu
R/ mencegah pengumpulan secret untuk membersihkan oral, menurunkan resiko aspirasi.
4. Dorong batuk efektif dan nafas dalam
R/ memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan nafas atas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan


NDX 2 : Nyeri berhubungan dengan iritasi jalan nafas atau akibat infeksi
Intervensi :

1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, skala dan selidiki serta laporkan perubahan nyeri yang tepat.
R/ berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan.
2. Pantau tanda vital
R/ perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri.
3. Berikan analgetik sesuai indikasi
R/ menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasa dengan intervensi terapi lain.

NDX 3 : kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritsi jalan nafas atas.
Intervensi :

1. Kaji kemampuan pasien untuk berkomunikasi
R/ alasan untuk dukungan ventilator jangka panjang bermacam-macam, pasien dapat sadar dan beradaptasi pada penulisan.
2. Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain contoh perdengaran, penglihatan.
R/ adanya masalah lain akan mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi
3. Berikan cara yang tepet dan kontinyu untuk memanggil perawat, contoh bel pemanggil atau lampu
R/ pasien memerlukan keyakinan bahwa perawat waspada dan akan berespon terhadap panggilan.
4. Berikan pilihan cara berkomunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien misalnya papan dan pensil, bahasa isyarat.
R/ memungkunkan pasien untuk menyatakan kebutuhan atau masalah
5. Berikkan komunikasi nonverbal, contonya sentuhan dan gerak fisik
R/ mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang
6. Ingatkan pasien untuk tidak bersuarasampai dokter memberi izin.
R/ meningkatkan penyembuhan pita suara dan membatasi potensialdisfungsi pita permanen

NDX 4 : defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan akibat diaforesia yang berkaitan dengan demam

NDX 5 : Kurangan pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan tentang informasi penyakit dan pengobatannya.
Intervensi :

1. Kaji potensial kerja sama dalam program pengobatan dirumah termasuk orang terdekat sesuai indikasi
R/ orang terdekat memerlukan keterlibatan bila proses penyakit berat atau berubah untuk batasan kesembuhan.
2. Berikan informasi dalam bentuk-bentuk dan segmen yang singkat dan sederhana
R/ meurunya rentang perhatian pasien dapat menurunkan kemampuan untyuk menerima/ memproses dan mengingat/ menyimpan informasi yang di berikan
3. Diskusikan mengenai kemungkinan proses penyembuhan yang lama.
R/ proses pemulihan dapat berlangsung dalam beberapa minggu/bulan dan informasi yang dapat mengenai harapan dapat menolong pasien untuk mengatasi ketidak mampuannya dan juga menerima perasaan tidak nyaman.

D. EVALUASI
Hasil yanbg diharapkan:
1. Mempertahankan jalan nafastetap paten dengan mengatasi sekresi
a. Melaporkan penurunan pada kongesif
b. Mengambil posisi terbaik untuk memudahkan drainase sekresi
2. Melaporkan perasaan lebih nyaman
a. Mengikuti tindakan untuik mencapai kenyamanan analgesic, kantung panas, kumur, istrahat.
b. Memperagakan higyne mulut yang adekuat
3. Menunjukan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan dan tingkat kenyamanan
4. Mempertahankan masukan cairan yang adekuat
5. Mengidentifikasi strategi untuk mencegah infeksi jalan nafas atas dan reaksi alergi
6. Menunjukan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan diri secara adekuat.
7. Bebas dari tanda dan gejala infeksi:
a. Menunjukan tanda-tanda vital yang normal ( suhu tubuh, frekuensi nadi, dan pernafasan )
b. Tidak terdapat drainase plurelen
c. Bebas dari nyeri pad telinga, sinus dan tenggorokan

















HASIL DISKUSI KELOMPOK TGL 22 JANUARI 2012
Pertanyaan – pertanyaan:
1. Bagaimana mekanisme kerja atau patofisiologinya sinusitis penyebab salah satunya adalah alergi sehingga menyebabkan sinusitis?
2. Mengapa bronchitis akut terjadi hanya pada anak – anak?
3. Bagaimana penyebab pneumotoraks secara skunder?
4. Sebutkan dan jelaskan pengobatan secara herbal penyakit empisema?
5. Mengapa penyakit faringitis frequensi tertinggi terjadi pada anak –anak, dan bagaimana cara pengobatan faringitis akut dan faringitis kronik?

Jawaban:
1. Didalam rongga sinus terdapat silia, fungsi silia adalah mendorong fudir masuk ke dalam sehingga rongga sinus bersih. Apabila di dalam rongga sinus terjadi pembengkakan maka lender tidak dapat terdorong, sehingga terdapat tumpukan lender yang menyebabkan sinusitis.
2. Karena pada anak imunisasinya belum lengkap.
3.
4. Pengobatan secara herbal ada, yaitu dengan cara merebus daun sirsak dan kemudian air daun sirsak yang telah direbus diminum pada penderita episema,hal ini disebabkan karena kandungan dari daun sirsak yang mengandung antioksidan yang mempercepat proses pertukaran co2 dan O2 yang dapat memperbaiki dinding alveoli.
5. Penyakit faringitis frequensi tertinggi terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuh anak-anak masih lemah, masih memerlukan imunisasi dan anak-anak rentan terhadap penyakit dibanding orang dewasa, dimana anak-anak masih memerlukan pengawasan orang tuanya. Kita sebagai perawat, sebaiknya memberikan pengetahuan kepada orang tua, bagaimana cara memelihara kebersihan, mulai dari kebersihan makanan, tempat tinggal, lingkungan bermain dan pakaian. Untuk faringitis akut yang disebabkan oleh virus, pengobatannya adalah dapat dilakukan dengan memberikan aspirin atau asetaminofen cairan dan istirahat baring. Untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri dapat dilakukan dengan pemberian penisilin G sebanyaksebanyak 200.000 – 250.000 unit, 3 – 4 kali selama 10 hari. Jika penderita nyeri tenggorokan yang hebat pemberian kompres panas atau dingin pd leher dapat membantu meringankan nyari, dan juga berkumur-kumur dengan larutan garam hangat.

No comments:

Cara Mempercepat Koneksi Modem

Mungkin banyak diantara sobat neamer yang sering jengkel dengan koneksi internet yang dipakai, apalagi yang memakai modem. mulai dari ko...